Tiga Bangunan Bersejarah kota Tangerang Paling Keren
Hal ini terbukti dari banyaknya blog atau situs yang menulis tentang sejarah kota Tangerang dan keanekaragaman budayanya serta tempat-tempat yang banyak mengandung sejarah yang berada di Kota Tangerang.
Menurut catatan Sejarah kota tangerang, kata kota tangerang berasal dari kata “Tangeran” yang dalam bahasa sunda berarti di sebut sebagai “tetengger atau tanda”.Namun karena adanya perberdaan dialek dari para tentara kompeni yang berasal dari Makasar pada waktu itu, maka kata ‘Tangeran” berubah menjadi kalimat “Tangerang”.
Untuk lebih jelasnya tentang sejarah Kota Tangerang silahkan anda baca artikel saya yang berjudul Sejarah Kota tangerang paling lengkap.
Panjangnya sejarah kota tangerang merupakan sebuah perjalanan dan perjuangan yang dilakukan oleh warga Kota Tangerang dalam mencapai kemerdekaan pada masa penjajahan menyebabkan Kota Tangerang menjadi sebuah tempat yang banyak sekali meninggalkan bangunan-bangunan tua yang menyimpan sejarah kota tangerang.
Berikut 3 Bangunan Sejarah Kota Tangerang yang Paling Keren dan banyak dikunjungi yang sampai saat ini masih di pertahankan dan terawat secara apik dan rapih bahkan ada yang sudah mengalami perbaikan total namun tanpa menghilangkan view naturalnya.
BENDUNGAN PASAR BARU
PINTU AIR SEPULUH |
Bendungan yang
memanjang melintasi aliran sungai cisadane Kota Tangerang ini terletak di jalan
K.S. Tubun,Kelurahan Koang Jaya Kecamatan Karawaci Kota Tangerang, Provinsi
Banten.
Bendungan Pasar Baru Kota Tangerang atau yang lebih popler dengan sebutan Pintu Air 10 ini dibangun pada tahun 1927 dan selasai serta di resmikan pada tahun 1930,artinya proses pembangunan bendungan ini memakan waktu sekitar 3 tahun.
Bendungan Pasar Baru Kota Tangerang ini awalnya difungsikan sebagai pusat pengairan persawahan seluas 40.663 hektar di wilayah tersebut.
Pada awalnya bendungan Pasar Baru Kota Tangerang ini bernama bendungan Sangego yang kemudian berubah menjadi Bendungan Pintu Air Sepuluh.
Kekokohan dan kegagahan Bendungan ini membuat eksotisme tersendiri bagi para pelintas dan pengguna jalan di wilayah tersebut. Apalagi saat ini Pemerintah Kota Tangerang sudah menata dan mempercantik tampilan di sekitar Bendungan ,tentu saja hal ini membuat para pengguna jalan K.S. Tubun menjadi sedikit terobati saat jalananan macet membuat kendaraan mereka tersendat.
Untuk mengetahui seperti apa keindahan dan eksostisme bendungan pintu Air sepuluh Kota Tangerang silahkan anda baca juga artikel saya yang berjudul Bendungan Sangego, Bangunan Tua di Tangerang Jadi Wisata Keren
Selain sebagi peninggalan sejarah, bendungan Pasar Baru atau Pintu Air Sepuluh Kota Tangerang kini sudah menjadi destinasi wisata yang mampu menyedot minat masyarakat kota Tangerang khususnya masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut.
STASIUN KERETA API TANGERANG
STASIUN KRETA TANGERANG |
Stasiun ini merupakan lintasan akhir,karena tidak ada lintasan selanjutnya. Dibangun bersamaan dengan lintasan jalur kereta api Duri-Tangerang pada tanggala 2 Januari 1889.
Stasiun yang bentuknya memanjang dari timur ke barat ini sudah mengalami banyak perubahan,baik dari segi bangunan maupun fasilitasnya.
Sekitar tahun 2000-an,stasiun ini tampak tertutup oleh kerumunan para pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya persis di depan wajah stasiun ini sehingga pintu utama dari stasiun kereta api ini nyaris banyak yang tidak mengetahui lokasinya.
Namun Sekitar tahun 2014 hingga sekarang, pemerintah Kota Tangerang mengadakan pembenahan dan penataan Kota di sekitar trotoar jalan tempat pedagang kaki lima berada, mereka dipindahkan lokasinya dan ditata sedemikian rupa. Alhasil,bangunan stasiun pun kini sudah terlihat jauh lebih apik,bersih dan rapi dan bahkan jika saat ini anda berkunjung ke Kota tangerang, Wajah Stasiun kereta api ini sudah jauh lebih bagus dan sangat nyaman untuk digunakan.
Disebelah utara terdapat papan pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT. KAI yang menerangkan bahwa Stasiun Kereta Api Tangerang merupakan Tempat Cagar Budaya yang dilindungi Oleh Negara.
MASJID JAMI’E KALIPASIR
MASJID JAMI'' KALI PASIR |
Masjid Jami’ Kalipasir dibangun pada tahun 1700 oleh Tumenggung Pamitrwidjaja yang berasal dari Kahuripan dan kepengurusan masjid dilakukan secara turun-temurun.Pada tahun 1712, Masjid Jami' Kalipasir dikelola oleh Raden Bagus Uning Wiradilaga yang kemudian diteruskan oleh puteranya yang bernama Tumenggung Aria Ramdon pada tahun 1740 hingga tahun 1780.
Sepeninggalnya Tumenggung Aria Ramdon pada tahun 1780,kepengurusan Masjid Jami Kalipasir di turunkan kepada puteranya yaitu Aria Tumenggung Sutadilaga yang meninggal pada tahun 1823.
Sekitar tahun 1830 kepengrusan Masjid Jami’ Kalipasir dilanjutkan oleh Raden Aria Idar Dilaga yaitu putera dari Aria Tumenggung Sutadilaga hingga tahun 1865 yang kemudian diteruskan kembali oleh putri dari Raden Aria Suta Dilaga yang bernama Nyi Raden Djamrut bersama suaminya Raden Abdullah hingga tahun 1904 yang kemudian diteruskan oleh puteranya yang bernama Raden Jasin Judanegara sampai tahun 1961.
Di sebelah Barat Masjid Jami’ Kalipasir terdapat dua buah makam yang masing – masing berukuran 6x2M dan 4x2M. Pada makam yang berukuran 6x2M terbagi dalam dua bagian yaitu bagian satu berukuran 2x2M terletak di sebelah sisi timur dan berisi tiga pasang Nisan sedangkan bagian kedua berukuran 4x2M yang terletak di sebelah sisi barat dan berisi enam pasang Nisan.
Demikian 3 bangunan bersejarah yang berada di Kota Tangerang yang saya kutip dari buku kecil yang dikeluarkan oleh DINAS PEMUDA,OLAHRAGA,KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG.
Sebenarnya masih banyak bangunan-bangunan lainnya di Kota Tangerang yang memiliki nilai budaya dan sejarah yang teramat tinggi dan layak untuk dilestarikan,dan tentu saja saya akan menuliskannya kembali untuk anda pada artikel selanjutnya.Jadi jangan lupa untuk mampir dan singgah kembali ke blog ini ya! Hehehe.
Salam sukses selalu saya do’akan untuk anda,sahabat dan keluarga. Terus berkarya dan jangan lupa untuk senantiasa menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
1 Comments:
CommentsThank you somach
Reply