Isra Mi'raj merupakan perjalanan spiritual baginda Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina yang kemudian diteruskan ke Sidratul Muntaha (Lapis langit ketujuh) yang dilakukan hanya dalam waktu semalam.
Peristiwa Isra Wal Mi'raj, merupakan peristiwa agung yang sangat populer di kalangan umat islam, karena melalui peristiwa tersebut baginda Nabi Muhammad SAW mendapatkan oleh-oleh perintah shalat lima waktu sehari semalam sebagimana yang telah telah diwajibkan atas umat islam di seluruh dunia saat ini.
Kisah isra mi'raj banyak sekali diceritakan di berbagai tausyiah maupun di berbagai artikel yang bisa kita baca di berbagai situs di internet.
Isra Mi'raj adalah bagian kedua dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah Dia mendapat perintah untuk menunaikan ibadah shalat lima waktu sehari semalam yang berjumlah 17 Rakaat.
Berikut adalah kisah peristiwa Isra Mi'raj yang disarikan dari Shahih Bukhari dan Shahih Muslim,
Berikut adalah kisah peristiwa Isra Mi'raj yang disarikan dari Shahih Bukhari dan Shahih Muslim,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda menceritakan perihal peristiwa malam isra’ mi’raj:
Atap rumahku terbelah ketika saya berada di Mekah dalam keadaan antara tidur dan terjaga, lalu turunlah malaikat Jibril ‘alaihis salam dan membelah dadaku. Kemudian dia mencucinya dengan air zamzam, lalu dia datang dengan membawa sebuah baskom dari emas yang penuh berisi hikmah dan iman, lalu menuangkannya ke dalam dadaku, kemudian dia menutupnya (dadaku). Kemudian didatangkan kepadaku Buraq, hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghol (peranakan kuda dengan keledai). Buraq mampu meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya. Maka saya pun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya di tempat para nabi mengikat (tunggangan). Kemudian saya masuk ke masjid dan shalat 2 rakaat kemudian keluar.
Kemudian kami naik ke langit (pertama) dan Jibril minta izin untuk masuk, maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad” Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam. Beliau menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku.
Kemudian kami naik ke langit kedua, lalu Jibril berkata, “Bukalah (pintu langit)”. Penjaganya menanyakan seperti yang ditanyakan oleh penjaga langit pertama. Lalu beliau menyebutkan bahwa beliau bertemu dengan Nabi ‘Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh. Beliau bersabda, “Maka saya bertemu dengan Ibrahim dan dia sedang bersandar ke Baitul Ma’mur, dan dia adalah (masjid) yang dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap harinya sedang mereka tidak kembali lagi.
Lalu dia (Jibril) membawaku ke Sidratul Muntaha . Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya. Juga diperlihatkan kepadaku empat sungai, dua sungai di dalam dan dua sungai di luar, maka saya berkata, “Apa kedua sungai ini, wahai Jibril?”. Dia menjawab, “Adapun dua sungai yang di dalam, maka itu adalah 2 sungai dalam surga. Adapun yang di luar maka dia adalah Nil dan Eufrat”.
Kemudian Jibril ‘alaihissalam datang kepadaku dengan membawa sebuah bejana yang berisi khamar dan bejana yang berisi susu, lalu saya pun memilih susu. Maka Jibril berkata, “Engkau telah memilih fitrah”.
Kemudian kami terus ke atas sampai saya tiba pada jenjang yang di sana, saya mendengar goresan pena. Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Maka Allah mewajibkan atasku 50 shalat sehari semalam. Kemudian saya turun kepada Musa ‘alaihissalam. Lalu dia bertanya, “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?”. Saya menjawab, “50 shalat”. Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya…”. Beliau bersabda, “Maka saya pun kembali kepada Tuhanku seraya berkata, “Wahai Tuhanku, ringankanlah atas ummatku”. Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata, “Allah mengurangi untukku 5 shalat”. Dia berkata, “Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”. Maka terus menerus saya mondar-mandir antara Tuhanku, Ta’ala, dan Musa ‘alaihissalam. Sampai pada akhirnya, Allah berfirman, “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikit pun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu kejelekan”. Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa ‘alaihissalam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka saya pun berkata, “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai saya pun malu kepada-Nya”. Kemudian saya dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya ada gunung-gunung dari permata dan debunya adalah misk (minyak wangi)”
Demikian Pengertian dan kisah Isra Mi'raj yang saya kutip dari situs konsultasi syariah (dot) com.
Semoga bermanfaat dan menjadi wawasan keilmuan kita dalam memahami makna kisah isra mi'raj itu sendiri
Sumber : konsultasisyariah.com