Dar, der,, door,,
Suara petasan bergemuruh saling bersahutan terdengar jelas di setiap sudut kota dan desa yang menjadi tetangga kampung tempat saya tinggal.
Guyuran hujan yang sedari siang tak kunjung reda,mendadak terhenti saat jam dinding menunjukan pukul jam 12 malam, seakan dia mengerti dan memberi kesempatan kepada mereka yang ingin menyambut pergantian tahun 2018 menuju 2019.
Langit yang sedari sore terus terlihat menghitam mendadak terang dan penuh warna percikan api yang melesat menampar wajahnya.
Alunan musik yang sedari tadi terdengar meriah dari sudut panggung hiburan di salah satu tetangga kampung mendadak menjadi pesta teriakan dan sorak sorai menandakan bahwa tahun 2018 telah melenggang pergi sementara 2019 telah tiba menghampiri setiap dari kami yang masih diberi kesempatan untuk menikmati malam pergantian tahun ini.
Tak terasa kini tahun telah berganti, 2019 telah datang menyapa kita meskipun kehadirannya diiringi dengan berbagai musibah dan bencana yang melanda negeri,namun tetap masih banyak orang yang menyambutnya dengan pesta pora,tarian,dan terkadang ritual yang mungkin saja tidak sejalan dengan akidah.
Saya tidak berhak atau bermaksud menghakimi orang- orang yang telah mengadakan pesta demi menyambut tahun baru 2019, justru saya merasa ada sesuatu kesan yang terlalu berlebihan di dalamnya, karena kita semua tahu berbagai bencana telah dan sedang melanda negeri ini. Jika saja kita mau membuka hati dan menggerakan langkah kaki serta tangan menuju kebaikan, maka sesungguhnya pesta kembang api,bakar petasan maupun pesta pora tentu akan lebih bermakna jika saja semuanya diganti dengan kegiatan sosial demi saudara- saudara kita yang saat ini sedang khusyu dalam rintihan dan derita karena ditinggalkan oleh harta benda dan orang - orang tercinta.
Tahun 2018 menjadi kenangan yang mungkin tak bisa dilupakan oleh mereka yang saat ini tertimpa musibah. Tangisan dan jeritan saudara dan teman- teman mereka akan selalu terngiang dan menjadi bunyi bak ledakan petasan yang bisa saja mengganggu tidur mereka.
Yaa,,, semua itu adalah takdir,, siapa pun orangnya pasti akan berkata seperti itu jika ditanya soal musibah dan bencana yang terjadi di detik-detik akhir tahun 2018. Sayapun pasti akan menjawab demikian.Karena mungkin saja ini adalah ujian buat kita semua
Tapi...benarkah itu UJIAN??
Atau... Jangan-jangan itu adalah TEGURAN,, atau Tuhan Sedang Murka pada kita?
Akibat dari kelalaian dan kepongahan telah menjadi tabiat lumrah dan mendarah daging.
Apapun dan bagaimanapun datangnya, tahun baru telah menjadi moment penting yang tentu saja harus kita syukuri.
Yuk kita isi tahun 2019 ini dengan sebuah perubahan yang tentu saja harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Lagi-lagi rasa syukur hendaknya kita letakan diatas segalanya, karena saat ini kita masih bisa merayakan kemeriahan tahun 2019 ini dengan penuh kebahagiaan dan tentu saja sangat berbeda dengan saudara kita yang saat ini telah menyambut tahun baru 2019 dengan berbagai bencana yang menghantam.
Semoga saja bencana dan musibah di akhir tahun 2018 ini benar- benar hanya sebagai ujian dan bukan sebagai amarah sang pencipta kepada kita.
Sebagai umat-Nya, tentu saja kita harus selalu berkhusnuzon sembari menempelkan kening kita di atas hamparan sajadah sehingga kita tetap menjadi umat yang terbaik.
Semoga Allah mengampuni dan menerima amal ibadah mereka yang telah dipaksa pergi dengan gulungan ombak,terpaan angin maupun retakan tanah sebagai wasilah.
Dan tentu saja semoga menjadi i'tibar bagi kita semua untuk senantiasa berbuat baik dan menjadikan dunia ini sebagai tempat untuk ladang amal menuju kehidupan yang sebenarnya.
Suara petasan bergemuruh saling bersahutan terdengar jelas di setiap sudut kota dan desa yang menjadi tetangga kampung tempat saya tinggal.
Guyuran hujan yang sedari siang tak kunjung reda,mendadak terhenti saat jam dinding menunjukan pukul jam 12 malam, seakan dia mengerti dan memberi kesempatan kepada mereka yang ingin menyambut pergantian tahun 2018 menuju 2019.
Langit yang sedari sore terus terlihat menghitam mendadak terang dan penuh warna percikan api yang melesat menampar wajahnya.
Alunan musik yang sedari tadi terdengar meriah dari sudut panggung hiburan di salah satu tetangga kampung mendadak menjadi pesta teriakan dan sorak sorai menandakan bahwa tahun 2018 telah melenggang pergi sementara 2019 telah tiba menghampiri setiap dari kami yang masih diberi kesempatan untuk menikmati malam pergantian tahun ini.
Tak terasa kini tahun telah berganti, 2019 telah datang menyapa kita meskipun kehadirannya diiringi dengan berbagai musibah dan bencana yang melanda negeri,namun tetap masih banyak orang yang menyambutnya dengan pesta pora,tarian,dan terkadang ritual yang mungkin saja tidak sejalan dengan akidah.
Saya tidak berhak atau bermaksud menghakimi orang- orang yang telah mengadakan pesta demi menyambut tahun baru 2019, justru saya merasa ada sesuatu kesan yang terlalu berlebihan di dalamnya, karena kita semua tahu berbagai bencana telah dan sedang melanda negeri ini. Jika saja kita mau membuka hati dan menggerakan langkah kaki serta tangan menuju kebaikan, maka sesungguhnya pesta kembang api,bakar petasan maupun pesta pora tentu akan lebih bermakna jika saja semuanya diganti dengan kegiatan sosial demi saudara- saudara kita yang saat ini sedang khusyu dalam rintihan dan derita karena ditinggalkan oleh harta benda dan orang - orang tercinta.
Yaa,,, semua itu adalah takdir,, siapa pun orangnya pasti akan berkata seperti itu jika ditanya soal musibah dan bencana yang terjadi di detik-detik akhir tahun 2018. Sayapun pasti akan menjawab demikian.Karena mungkin saja ini adalah ujian buat kita semua
Tapi...benarkah itu UJIAN??
Atau... Jangan-jangan itu adalah TEGURAN,, atau Tuhan Sedang Murka pada kita?
Akibat dari kelalaian dan kepongahan telah menjadi tabiat lumrah dan mendarah daging.
Apapun dan bagaimanapun datangnya, tahun baru telah menjadi moment penting yang tentu saja harus kita syukuri.
Yuk kita isi tahun 2019 ini dengan sebuah perubahan yang tentu saja harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Lagi-lagi rasa syukur hendaknya kita letakan diatas segalanya, karena saat ini kita masih bisa merayakan kemeriahan tahun 2019 ini dengan penuh kebahagiaan dan tentu saja sangat berbeda dengan saudara kita yang saat ini telah menyambut tahun baru 2019 dengan berbagai bencana yang menghantam.
Semoga saja bencana dan musibah di akhir tahun 2018 ini benar- benar hanya sebagai ujian dan bukan sebagai amarah sang pencipta kepada kita.
Sebagai umat-Nya, tentu saja kita harus selalu berkhusnuzon sembari menempelkan kening kita di atas hamparan sajadah sehingga kita tetap menjadi umat yang terbaik.
Semoga Allah mengampuni dan menerima amal ibadah mereka yang telah dipaksa pergi dengan gulungan ombak,terpaan angin maupun retakan tanah sebagai wasilah.
Dan tentu saja semoga menjadi i'tibar bagi kita semua untuk senantiasa berbuat baik dan menjadikan dunia ini sebagai tempat untuk ladang amal menuju kehidupan yang sebenarnya.
2 Comments
CommentsHidup harus selalu mawas diri ya gan
Replyya begitulah kurang lebihnya gan,, terima kasih atas kunjungannnya,,
Reply